Senin, 30 Mei 2011

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK POLA PIKIR ANAK

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK POLA PIKIR ANAK

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah
Pemikiran Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : M. Mukhlis Fahruddin, M. Si



Disusun Oleh
Furqon Nur Ihsan Rizali (09110112)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
April
2011


KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Tiada kata yang lebih indah selain ucapan kata syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran Orang Tua Dalam Membentuk Pola Pikir Anak Dalam Belajar” ini sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Pemikiran Pendidikan Islam yang mana tugas ini merupakan tugas individu. Makalah ini berisi tentang peran orang tua dalam membentuk pola pikir anak dalam belajar.
Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak menemui hambatan dalam penyalesaiannya. Namun, atas bantuan berbagai pihak makalah ini dapat terselesaikan. Oleh karena hal itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak tersebut. Khususnya kepada Bp. M. Mukhlis Fahruddin, M. Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang telah memberikan bimbingannya, dan teman-teman kelas B jurusan Pendidikan Agama Islam.
Akhirnya penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak. Namun, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan agar makalah ini lebih baik di waktu yang akan datang.
Malang, April 2011

Penulis

i

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
Anak merupakan anugrah dari Allah yang pantas kita syukuri dan amanah yang harus kita jaga dan lindungi, juga merupakan hal yang sangat berharga di mata siapapun, khususnya orangtua. Anak adalah perekat hubungan di dalam keluarga, sehingga dapat dikatakan anak memiliki nilai yang tak terhingga.Banyak fenomena membuktikan orangtua rela berkorban demi keberhasilan anaknya. Tidak jarang ditemukan orangtua yang menghabiskan waktu, sibuk bekerja semata-mata hanya untuk kepentingan anak.
Ditinjau dari sisi psikologi, kebutuhan anak bukan hanya sebatas kebutuhan materi semata, anak juga membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari orang terdekatnya, khususnya orangtua.Realitanya, banyak anak yang kurang mendapatkan kebutuhan afeksi (kasih sayang), disebabkan orangtua sibuk mencari uang demi untuk memperbaiki perekonomian keluarga.perbedaan persepsi inilah yang terkadang membuat dilema dalam hubungan antara orangtua dan anak menjadi semakin lemah.
Perhatian dan kasih sayang merupakan kebutuhan mendasar bagi anak. Lingkungan rumah disamping berfungsi sebagai tempat berlindung, juga berfungsi sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang, seperti kebutuhan bergaul, kebutuhan rasa aman, kebutuhan mengaktualisasika diri, dan sebagai wahana untuk mengasuh anak hingga dewasa. Dengan kata lain, lingkungan keluarga memiliki andil besar dalam perkembangan psikologi anak.
Kedekatan hubungan antara orangtua dengan anak tentu saja akan berpengaruh secara emosional. Anak akan merasa dibutuhkan dan berharga dalam keluarga, apabila orangtua memberikan perhatiannya kepada anak.
Anak akan mengganggap bahwa keluarga merupakan bagian dari dirinya yang sangat dibutuhkan dalam segala hal. Sebaliknya, hubungan yang kurang harmonis antara orangtua dan anakakan berdampak buruk terhadap perkembangan anak.Tidak jarang anak terjerumus ke hal-hal negatif dengan alasan orangtua kurang memberikan perhatian kpada anak. Dari fenomena ini, kita dapat melihat bahwa peran orangtua sangat dibutuhkan dalam perkembangan psikologi anak. Perhatian dan kedekatan orangtua sangat mempengaruhi keberhasilan anak dalam mencapai apa yang diinginkan. Orangtua merupakan pemberi motivasi terbesar bagi anak, sehingga diharapkan orangtua dapat memberikan perhatian dan kasih sayang sepenuhnya kepada anak.Kedekatan antara orangtua dan anak memiliki makna dan peran yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan keluarga.Oleh karena itu, kualitas dan kuantitas pertemuan antar anggota keluarga perlu ditingkatkan dengan tujuan untuk membangun keutuhan hubungan orangtua dan anak dan membangun pola pikir anak.

2.2 Rumusan Masalah
Dari Latar belakang di atas, dapat kami berikan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja yang mempengaruhi pola pikir anak dalam belajar?
2. Apa peran orang tua dalam membentuk pola pikir anak dalam belajar?

1.2 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa saja hal yang mempengaruhi pola pikir anak dalam bejajar
2. Mengetahui peran orang tua dalam membentuk pola pikir anak dalam belajar.














BAB II
Pembahasan

2.1 Hal yang mempengaruhi pola pikir anak dalam belajar

Prestasi dalam belajar merupakan dambaan bagi setiap orangtua terhadap anaknya. Prestasi yang baik tentu akan didapat dengan proses belajar yang baik juga. Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa, dari perilaku lama ke perilaku yang baru, dari pemahaman lama ke pemahaman baru. Dalam proses belajar, hal yang harus diutamakan adalah bagaimana anak dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan rangsangan yang ada, sehingga terdapat reaksi yang muncul dari anak . Reaksi yang dilakukan merupakan usaha untuk menciptakan kegiatan belajar sekaligus menyelesaikannya. Sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang mengakibatkan perubahan pada anak sebagai hal baru serta menambah pengetahuan.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa belajar merupakan kegiatan penting baik untuk anak-anak, bahkan juga untuk orang dewasa sekalipun. Perlunya perhatian faktor lingkungan dapat mempengaruhi proses belajar. Suasana yang nyaman dan kondusif mengakibatkan proses belajar akan menjadi lebih baik. Termasuk juga keaktifan proses mental untuk sering dilatih, sehingga nantinya menjadi suatu kegiatan yang terbiasa. Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar atau prestasi belajar. Orangtua pun perlu untuk mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar pada anak mereka, sehingga orangtua dapat mengenali penyebab dan pendukung anak dalam berprestasi. Berikut adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan:

FAKTOR DARI DALAM DIRI
1. Kesehatan
Apabila kesehatan anak terganggu dengan sering sakit kepala, pilek, deman dan lain-lain, maka hal ini dapat membuat anak tidak bergairah untuk mau belajar . Secara psikologi, gangguan pikiran dan perasaan kecewa karena konflik juga dapat mempengaruhi proses belajar.
2. Intelegensi
Faktor intelegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar anak. Menurut Gardner dalam teori Multiple Intellegence, intelegensi memiliki tujuh dimensi yang semiotonom, yaitu linguistik, musik, matematik logis, visual spesial, kinestetik fisik, sosial interpersonal dan intrapersonal.

3. Minat dan Motivasi
Minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan. Motivasi merupakan dorongan agar anak mau melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak ataupun dari luar lingkungan
4. Cara Belajar
Perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana bentuk catatan buku, pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar.

FAKTOR DARI LINGKUNGAN
1. Keluarga
Situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak. Pendidikan orangtua, status ekonomi, rumah, hubungan dengan orangtua dan saudara, bimbingan orangtua, dukungan orangtua, sangat mempengaruhi prestasi belajar anak.
2. Sekolah
Tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat kelas, relasi teman sekolah, rasio jumlah murid per kelas, juga mempengaruhi anak dalam proses belajar.
3. Masyarakat
Apabila masyarakat sekitar adalah masyarakat yang berpendidikan dan moral yang baik, terutama anak-anak mereka. Hal ini dapat sebagai pemicu anak untuk lebih giat belajar .
4. Lingkungan Sekitar
Bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan iklim juga dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar.
Dari sekian banyak faktor yang harus diperhatikan, tentu tidak ada situasi 100% yang dapat dilakukan secara keseluruhan dan sempurna. Tetapi berusaha untuk memenuhinya sesempurna mungkin bukanlah faktor yang mustahil untuk dilakukan.

2.2 Peran orang tua dalam membentuk pola pikir anak dalam belajar.
Dari sekian banyak factor yang mempengaruhi pola pikir anak dalam belajar adalah peran orang tua Keluarga merupakan masyarakat kecil tempat anak melihat cahaya kehidupan pertama, sehingga apapun yang dicurahkan dalam sebuah keluarga akan meninggalkan kesan yang mendalam terhadap watak, pikiran serta sikap dan perilaku anak. Sebab tujuan dalam membina kehidupan keluarga adalah agar dapat melahirkan generasi baru sebagai penerus perjuangan hidup orang tua.Untuk itulah orang tua mempunyai tanggung jawab dan kewajiban dalam pendidikan anak-anaknya.Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT.dalam surat At-Tahrim (ayat : 6)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (٦)
6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Setiap orang tua pasti menginginkan keberhasilan dalam pendidikan anak-anaknya. Keberhasilan tersebut tentunya tidak akan dapat terwujud tanpa adanya usaha dan peran dari orang tua itu sendiri pelu disadari orang tua adalah kunci suksesnya keluarga baik sukses dalam keharmonisan juga terhadap pola pikir anak sendiri,sebab semua anak terahir dalam suci (firah) dimana anak tergantung kendali orang tua. Anak akan tumbuh dengan sipat dan sikap yang ditanamkan oleh orang tua terhadap buah hati. Bila sifat dan sikap yang ditanamkan baik maka anak akan tumbuh berkembang baik dan sebaliknya . Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW.
Yang mana Hadis tersebut mengandung pengertian bahwa orang tua mempunyai peranan yang sangat penting terhadap pembentukan kepribadian anak serta memberikan pengaruh yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikannya. Salah satu dari peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya adalah dengan memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan belajar mereka di rumah. Perhatian orang tua memiliki pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan belajar anak.
Dengan adanya perhatian dari orang tua, anak akan lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa bukan dirinya sendiri saja yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tuanya pun demikian. Sebab baik buruknya prestasi yang dicapai anak akan memberikan pengaruh kepadanya dalam perkembangan pendidikan selanjutnya. Totalitas sikap orang tua dalam memperhatikan segala aktivitas anak selama menjalani rutinitasnya sebagai pelajar sangat diperlukan agar si anak mudah dalam mentransfer ilmu selama menjalani proses belajar, di samping itu juga agar ia dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal. Perhatian orang tua dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar, pemberian motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan fasilitas belajar. Pemberian bimbingan dan nasihat menjadikan anak memilikiidealisme, pemberian pengawasan terhadap belajarnya adalah untuk melatih anak memiliki kedisiplinan, pemberian motivasi dan penghargaan agar anak terdorong untuk belajar dan berprestasi, sedangkan pemenuhan fasilitas yang dibutuhkan dalam belajar adalah agar anak semakin teguh pendiriannya pada suatu idealisme yang ingin dicapai dengan memanfaatkan fasilitas yang ada, jadi dapat disimpulkan bahwa orang tua paling berpengaruh dan penting dalam menapai anak yang soleh .
Setiap orangtua pasti memiliki harapan yang sama: berhasil mendidik anak dengan baik, agar mereka menjadi orang yang berhasil, menjadi kebanggaan keluarga dan berguna bagi masyarakat. Namun, kenyataannya memang usaha untuk mencapai keinginan dan harapan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.Salah satu hal penting yang diperlukan untuk berhasil mendidik Anak adalah kesepakatan kedua orangtua.Kadangkala kita menemui orangtua yang tidak sepaham atau tidak sejalan dalam mendidik anak-anak mereka. Sebab bagaimanapun, suami dan istri merupakan dua pribadi yang berbeda, sehingga berbeda pula pola pikir dan cara-cara yang dianggap baik dalam mendidik anak. Untuk itu perlu dibuat kesepakatan antara kedua orangtua, agar tidak terjadi perbedaan– perbedaan dalam memberi aturan ataupun keputusan tertentu kepada anak. Tentu saja suami-istiri tidak dapat menghindari perbedaan sifat atau karakter duk bersama, berdiskusi, dan mencapai kata sepakat untuk mendidik anak mereka. Meskipun sudah terjadi kesepakatan, namun perbedaan pendapat antara suami dan istri terkadang masih muncul juga. Perbedaan pendapat sebetulnya boleh-boleh saja asalkan tidak mendasar dan tidak dilakukan di depan anak.
• Hal yanag perlu diterapkan orang tua (suami-istiri)
a. Satu Suara di Depan Anak
Di depan anak kedua orangtua harus sepakat alias satu suara, apakah itu boleh atau tidak boleh, Ya atau tidak. Kesepakat tersebut perlu supaya anak tidak menjadi bingung dengan aturan yang sudah ditetapkan. Selain itu, untuk mencegah agar anak tidak menjadi ’mangkak’ dan mengambil keuntungan karena mengetahui kedua orangtuanya sering memiliki pandangan berbeda dan tidak kompak dalam mengasuh anak. Mereka bisa memanfaatkan celah di mana dia dapat menemukan pembelaan dan perlakuan yang senantiasa menyenangkannya. Misalnya, ketika sang anak dimarahi ayahnya karena tidak tidur siang, sang ibu malah membelanya. Perbedaan sikap atau pendapat kedua orangtua yang dilihat anak ini bisa membuat anak merasa "menang" atas ayahnya karena memiliki pembela yaitu ibunya. Dengan demikian, dia akan dengan mudah berlindung di belakang pembelanya. Akibatnya, pola pengasuhan tidak berjalan dengan baik karena adanya dualisme ini.
Untuk senantiasa memiliki satu suara di depan anak, perlu selalu menjalin komunikasi yang baik dan hangat satu sama lain. Orangtua harus sesering mungkin mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi seputar anak-anak mereka dan mencapai solusi kesepakatan. Bila ternyata salah satu pihak sudah mengambil keputusan bagi anak, maka sebaiknya pasangannya menghargai keputusan itu.
b. Komunikasikan atas Tindakan Yang Akan Dilakukan
Terkadang orang tua memberikan ’sanksi’ atau menjatuhi ’hukuman’ kepada anak karena tindakan mereka yang tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan. Adakalanya pasangan tidak mengetahui hukuman yang sedang di terapkan. untuk itu perlu dikomunikasikan segera kepada pasangan ditempat yang tersembunyi, jangan sampai terjadi ketidak sepakatan di depan anak. Contohnya seorang Ibu menghukum anaknya, tidak boleh main game, karena malas mengerjakan PR. Namun sang Ayah yang baru pulang dari kantor memberikan ijin, karena tidak tahu bahwa anaknya sedang mendapat hukuman dari sang Ibu.
Agar tidak terjadi konflik antar orangtua dan masalah cepat teratasi, maka perlu segera dikomunikasikan kepada pasangan , hukuman apa yang sedang Anda berlakukan. Beritahu pasangan bentuk hukuman dan alasan Anda menjatuhkan hukuman itu. Dengan demikian, sebelum pulang ke rumah, suami sudah tahu anak sedang mendapat sanksi dari Anda.
Bila ternyata komunikasi tidak sempat dilakukan, ketika Anda tahu suami mengizinkan anak main game, segera komunikasikan hal itu di tempat yang tersembunyi dari Anak. Setelah itu suami bisa segera meminta anak untuk berhenti main game. Sehingga, pada akhirnya Anda dan suami bisa tetap kompak di depan anak, dan anak tak punya celah untuk memanfaatkan situasi.
c. Menerapkan Disiplin
Menanamkan disiplin kepada Anak sejak dini sangat diperlukan. kebiasaan hidup teratur perlu diterapkan kepada anak. Dimulai dari bangun tidur, mandi, makan, belajar, bermain, semuanya harus teratur. Kadangkala anak melanggar aturan yang sudah ditetapkan, namun orang tua tidak boleh menyerah, harus tetap sabar karena proses pembiasaan ini harus dilakukan terus-menerus. Jika pendidikan masih belum berhasil, perlu diulang lagi, sampai akhirnya Anak dapat menjalankan hidupnya secara disiplin dan mandiri. Untuk mencapainya, orangtua harus menanamkan disiplin yang konsisten dan kontinyu kepada anak.
d. Kasih Sayang Sebagai Landasan
Didikan yangdiberikan kepada Anak haruslah dilandasi kasih sayang yang besar. Pastikan bahwa didikan yang diberikan bertujuan untuk kebaikan Anak. Orang tua harus bersikap tegas dan bahkan bisa keras jika diperlukan. Namun harus diseimbangkan dengan memberikan perhatian dan kasih sayang, pujian dan motivasi yang membuat mereka percaya dan etap merasa nyaman dengan Anda. Perlu ”tarik-ulur” agar tidak membuat Anak menjadi frustasi, tidak percaya diri atau malah menjadi pemberontak (bandel) .
Selain menegur atau memarahi jika melakukan kesalahan, Orangtua pun perlu memuji semua keberhasilan dan kemajuan anak dalam perubahan perilaku tertentu, prestasinya di sekolah, serta saat dia memenangkan suatu lomba yang diikutinya. Sebisa mungkin, hindari hukuman fisik. Hukuman fisik dapat dilakukan sebagai tindakan terakhir dalam mendidik anak, setelah teguran lisan gagal diberlakukan. Misalnya Anak ketahuan memukul temannya di sekolah, sudah dinasehati tetapi tidak berubah, maka hukuman fisik bisa diberlakukan. Tindakan fisik diperlukan terutama jika perilaku mereka berpotensi merusak perkembangan mereka di masa depan.
e. Komunikasi Dua Arah
Komunikasi memegang peranan yang penting dalam hubungan orang tua dan Anak. Perlu ada waktu bagi orang tua untuk mendengarkan ’cerita’ anak-anak mereka. Biarkan antara anak dan orangtua ada keterbukaan. orangtua haruslah menjadi pendengar yang baik bagi anak-anak mereka. orangtua juga dapat menyampaikan pesan-pesan atau nilai-nilai positive yang akan menjadi landasan yang baik bagi hidup mereka. Tunjukkan bahwa Anda menaruh perhatian terhadap kondisi mereka.
f. Menjadi Teladan
Hal penting yang tidak boleh dilupakan dalam keberhasilan mendidik Anak adalah : orangtua haruslah menjadi teladan bagi anak-anaknya. Dalam bertingkah laku, bersikap, berbicara.Karena seorang anak adalah pencontoh yang ulung. Sejak kecil mereka akan merekam kejadian apa yang mereka lihat dan dengarkan. Cara hidup atau sikap Anda sehari-hari akan sangat mempengaruhi gaya hidup mereka. Jika Anda mengajarkan
Anak Anda disiplin, maka Anda juga harus menjadi contoh disiplin yang baik, jika Anda ingin mereka sopan dan ramah, maka Anda jangan pernah mengucapkan kata-kata kasar atau kotor yang akan ditiru oleh anak.
B. Bentuk perhatian oarang tua terhadap belajar anak
Perhatian orang tua, terutama dalam hal pendidikan anak sangatlah diperlukan. Terlebih lagi yang harus difokuskan adalah perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar yang dilakukan anak sehari-hari dalam kapasitasnya sebagai pelajar dan penuntut ilmu, yang akan diproyeksikan kelak sebagai pemimpin masa depan. Bentuk perhatian orang tua terhadap belajar anak dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian motivasi dan penghargaan serta pemenuhan kebutuhan belajar anak.
a. Pemberian bimbingan dan nasihat
1. Pemberian bimbingan belajar
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan orang tua kepada anaknya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Memberikan bimbingan kepada anak merupakan kewajiban orang tua. Hal ini tersirat dalam Al Qur,an dalam surah An Nisaa’ ayat 9 Allah firman
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا (٩)
9. dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.
Bimbingan belajar terhadap anak berarti pemberian bantuan kepada anak dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup, agar anak lebih terarah dalam belajarnya dan bertanggung jawab dalam menilai kemampuannya sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya, serta memiliki potensi yang berkembang secara optimal meliputi semua aspek pribadinya sebagai individu yang potensial.

2. Memberikan nasihat
Bentuk lain dari perhatian orang tua adalah memberikan nasihat kepada anak. Menasihati anak berarti memberi saran-saran untuk memecahkan suatu masalah, berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan pikiran sehat. Nasihat dan petuah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak-anak terhadap kesadaran akan hakikat sesuatu serta mendorong mereka untuk melakukan sesuatu perbuatan yang baik. Betapa pentingnya nasihat orang tua kepada anaknya, sehingga Al Qur’an memberikan contoh, seperti yang terdapat dalam surah Luqman ayat 13 Allah berfirman:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (١٣)
13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".


b. Pengawasan terhadap belajar
Orang tua perlu mengawasi pendidikan anak-anaknya, sebab tanpa adanya pengawasan yang kontinu dari orang tua besar kemungkinan pendidikan anak tidak akan berjalan lancar. Pengawasan orang tua tersebut dalam arti mengontrol atau mengawasi semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan yang diberikan orang tua dimaksudkan sebagai penguat disiplin supaya pendidikan anak tidak terbengkelai, karena terbengkelainya pendidikan seorang anak bukan saja akan merugikan dirinya sendiri, tetapi juga lingkungan hidupnya.
Pengawasan orang tua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan dalam masalah belajar. Dengan cara ini orang tua akan mengetahui kesulitan apa yang dialami anak, kemunduran atau kemajuan belajar anak, apa saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya, dan lain-lain. Dengan demikian orang tua dapat membenahisegala sesuatunya hingga akhirnya anak dapat meraih hasil belajar yang maksimal.
Pengawasan orang tua bukanlah berarti pengekangan terhadap kebebasan anak untuk berkreasi tetapi lebih ditekankan pada pengawasan kewajiban anak yang bebas dan bertanggung jawab. Ketika anak sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penyimpangan, maka orang tua yang bertindak sebagai pengawas harus segera mengingatkan anak akan tanggung jawab yang dipikulnya terutama pada akibat-akibat yang mungkin timbul sebagai efek dari kelalaiannya. Kelalaiannya di sini contohnya adalah ketika anak malas belajar, maka tugas orang tua untuk mengingatkan anak akan kewajiban belajarnya dan memberi pengertian kepada anak akan akibat jika tidak belajar. Dengan demikian anak akan terpacu untuk belajar sehingga prestasi belajarnya akan meningkat.
c. Pemberian motivasi dan penghargaan
Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, orang tua hendaknya mampu memberikan motivasi dan dorongan. Sebab tugas memotivasi belajar bukan hanya tanggungjawab guru semata, tetapi orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar. Jika anak tersebut memiliki prestasi yang bagus hendaknya orang tua menasihati kepada anaknya untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Dan untuk mendorong semangat belajar anak hendaknya orang tua mampu memberikan semacam hadiah untuk menambah minat belajar bagi anak itu sendiri. Namun jika prestasi belajar anak itu jelek atau kurang maka tanggung jawab orang tua tersebut adalah memberikan motivasi atau dorongan kepada anak untuk lebih giat dalam belajar.
Dorongan orang tua kepada anaknya yang berprestasi jelek atau kurang itu sangat diperlukan karena dimungkinkan kurangnya dorongan dari orang tua akan bertambah jelek pula prestasinya dan bahkan akan menimbulkan keputusasaan. Tindakan ini perlu dilakukan oleh orang tua baik kepada anak yang berprestasi baik ataupun kurang baik dari berbagaijenis aktivitas, seperti mengarahkan cara belajar, mengatur waktu belajar dan sebagainya, selama pengarahan dari orang tua itu tidak memberatk anak.

d. Pemenuhan kebutuhan belajar
Pemenuhan Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar anak. kebutuhan tersebut bisa berupa ruang belajar anak, seragam sekolah, buku-buku, alat-alat belajar, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak, karena akan dapat mempermudah baginya untuk belajar dengan baik. Dalam hal ini Bimo Walgito menyatakan bahwa “semakin lengkap alat-alat pelajarannya, akan semakin dapat orang belajar dengan sebaik-baiknya, sebaliknya kalau alat-alatnya tidak lengkap, maka hal ini merupakan gangguan di dalam proses belajar, sehingga hasilnya akan mengalami gangguan.
Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar yang memadai akan berdampak positif dalam aktivitas belajar anak. Anak-anak yang tidak terpenuhi kebutuhan belajarnya sering kali tidak memiliki semangat belajar.Lain halnya jika segala kebutuhan belajarnya tercukupi, maka anak tersebut lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar .



























BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Dari uraian yang telah disajikan dapat disimpul :
• Perlunya perhatian faktor lingkungan dapat mempengaruhi proses belajar. Suasana yang nyaman dan kondusif mengakibatkan proses belajar akan menjadi lebih baik. Termasuk juga keaktifan proses mental untuk sering dilatih, sehingga nantinya menjadi suatu kegiatan yang terbiasa.
• Sikap anak tergantung lingkungan keluarga yang mengurus.
• Suami dan istri harus seiya dan sekata dalam mendidik anak.
• Orang tua harus mendidik dengan kasih sayang dan tidak terlalu memaksakan terhap anak
• Orang tua harus memahami karakter anak dan kemampuannya.
• Orang tua selayaknya bijak dan memberi sanksi yang layak dan sipatnya mendidik.

3.3. Saran
Mengingat orangtua adalah peranan yang paling berpengaruh dalam mengasuh anak juga dalam Makalah ini orangtua sorotan paling utama.jelas masih banyak hal yang perlu diperhatikan yang belum tercantumkan baik ditijau dari agama juga norma-norma masyrakat yang berlaku maka dari itu pembaca harap memaklumi dan memandang tulisaan ini dengan bijaksana dan lembut tanpa egois atas ketidak sempurnaan dan ketidak tepatan isi Makalah ini. Demikianlah isi makalah ini mudah-mudahan bermanfaat bagi saya pribadi dan yang membacanya. Wallhua’alam.








DAFTAR PUSTAKA

1. Imam Al-Ghazali,Ihya Ulumiddin, Terjemah: Moh. Zuhri Dipl. dkk.2003. Semarang: CV. As Syifa.
2. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remadja Karya, 1987.
3. W J S Poerwa Darminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1987.
4. S. Nasution, SEJARAH PENDIDIKAN INDONESIA, Jakarta: PT. BUMI AKSARA, 2001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar